Bagaimana seharusnya aku mengungkapkan apa yang aku rasakan dalam benakku ini, menjadi sebuah pertanyaan tersendiri untukku. Kehadiran air mata yang selalu mengalir teratur setiap hari, mewarnai kesenduan dan kesedihan sejati. Aku tak pernah berhenti mencari jalan untuk membebaskan jiwaku yang terbelenggu lingkaran setan, entah setan atau apa, yang aku tahu aku tidak merdeka.
Mengapa aku menjadi seseorang yang harus selalu mengalah dan berkata “ya”, walaupun hati kecilku berontak dan ingin teriak “Tidaaaak”. Kesanggupan untuk membayangkan keruhnya pikiran yang terombang-ambing orientasi masa depan yang “blur”. Oh..betapa susahnya untuk bermimpi indah di malam hari. Ketika aku harus mengambil keputusan tersulit pun, terkadang aku juga harus “gila” terlebih dahulu.
UNEQ-UNEQ......DAB
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment