This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

SMP (saat menjadi preman) part I

Nama lengkapku Farida Umi Zahroh. Lahir ke dunia yang teramat fana ini tanggal 22 tahun yang lalu. Panggil namaku 3X, Farida, Farida, Farida saja tidak usah pakai Pasha. Ini adalah sebuah tulisan tentang sebagian dari diriku yang sayang banget jika kalian lewatkan. Pasalnya kamu bakal jarang baca kisah yang seperti ini. Ini kisahku ketika aku masih duduk di bangku SMP. Sebuah kisah yang tidak akan pernah aku lupakan seumur hidup.

Pertengahan tahun 1996 aku lulus Sekolah Dasar dan aku berhasil diterima di salah satu SMP negeri di kota kelahiranku, Solo. Sebuah sekolah menengah pertama yang berlokasi di selatan Istana Mangkunegaran Surakarta. Dengan semangat 45, aku pun menimba ilmu di sekolah tersebut. Aku masuk di kelas 1C. kelas ini dipenuhi dengan murid-murid yang beraneka ragam dan rupa. Entah bagaimana awalnya aku tidak begitu ingat, aku duduk semeja dengan anak perempuan bernama Noralita yang kemudian lebih sering aku panggil Nurhayati. Anaknya berkulit putih dan manis. Satu hal yang tidak pernah aku lupa darinya adalah kedua bola matanya yang gede. Anak ini juga pandai dalam mata pelajaran matematika. Satu keuntungan besar buatku karena aku benar-benar ‘dodol’ dalam berhitung. Ha..ha..betapa amannya bisa duduk semeja dengan ‘calculator’.

Mata pelajaran SMP begitu banyak dan padat. Banyak mata pelajaran baru yang aku dapat. Salah satunya adalah Bahasa Inggris. Satu hari di kelas bahasa inggris, tidak ada hujan dan tidak ada petir, sang guru memintaku berdialog dengan seorang murid menggunakan bahasa David Beckham itu di depan kelas. Keringat dingin mengucur deras dari setiap lubang pori-poriku. Sumpah, aku hanya bisa mingkem alias diam seribu bahasa. Aku sama sekali tidak tahu apa yang harus aku omongin. Busyet, aku sama sekali belum pernah belajar bahasa inggris sebelumnya. Akhirnya, hanya malu yang aku dapat soalnya si lawan bicaraku itu nyrocos abis. Pingin nangis….!

Mimpi burukku di pelajaran Bahasa Inggris tidak hanya sampai di situ saja. Ketika ada ulangan pun, hanya dua orang di kelas yang mendapat nilai 3. yups, sudah bisa ditebak, salah satu siswa itu adalah aku. Kenapa aku bisa sebodoh itu, aku sendiri juga tidak tahu. Padahal sejak kelas 1 hingga lulus SD aku selalu dapat rangking . Tapi saat itu, aku adalah makhluk botol (bodoh n tolol).

Bukan hanya di mata pelajaran bahasa inggris saja, mulai dari matematika, fisika dan pelajaran yang berhitung ria, aku benar-benar dedel duel alias ancur dan kacau. Aku SANGAT TERAMAT benci pelajaran hitung menghitung. Tetapi anehnya, ketika menerima rapor cawu pertama, aku menempati posisi rangking 4. ha..ha…sangat aneh bukan. Ups bukan aneh, itu sangat wajar karena aku adalah murid yang cerdas. Meskipun otakku ngga kuat buat itung-itungan tapi mata pelajaran lainnya aku ngga bakal kalah meskipun hanya bermodal semangat hebat plus nekat. (soalnya hanya itu yang bisa aku sombongin dari diriku).

Sebagai anak yang super aktif, segala macam kegiatan ekstrakulikuler aku jajaki mulai dari pramuka, komputer, PMR dan drumband. Dan dari kegiatan-kegiatan itu pula aku jatuh suka dengan seorang cowoq yang pada akhirnya berakhir tragis. Di kelompok pramuka aku menduduki posisi penting yakni menjadi pinru alias pimpinan regu. Setiap hari Jumat sore, aku ikut latihan pramuka. Dan di situlah, aku bertemu dengan anak kelas 1F yang bernama Bagus Dhedy Endrawan. Ha…ha…bahkan aku masih bisa ingat dengan jelas namanya. Mukanya mirip banget dengan Nick Carter-nya Backstreet Boys. Gosh, saat itu, dia adalah cowok paling kece se-esempe.

Aku masih ingat jelas bagaimana setiap pahatan mukanya. He’s damn gorgeous. Sialnya, ternyata teman sekelasku yang bernama Santi juga menaruh hati padanya. Blarrr…aku, cewek berkulit sawo matang hampir menghitam, berambut panjang berkuncir di tambah beberapa jerawat di muka MELAWAN Santi, cewek berkulit sangat putih, rambut hitam legam dan mukanya halus banget…pakdhe. JELAS kalah….tapi bukan farida namanya kalo kalah cuma gara-gara fisik DOANG. Yang penting tuh ini (nunjuk kepala) alias strategi gmna bisa mencuri-curi perhatian si Dhedy meskipun akhirnya sampai titik darah penghabisan pun aku ngga bisa mencuri perhatiannya. Ra popo..sing penting urip ples ijik akeh cah lanang neng donya. Hahahahhahah…..

Aku memang sangat beruntung karena Dhedy juga ikut eskul drumband. Oh, Allah memang Maha Adil, aku jadi bisa sering ketemu Dedhy. Dari dulu sampai sekarang, kalau aku suka sama cowok pasti bakal deg-degan+grogi jika berada di dekatnya. Untuk menghindari hal-hal yang buruk adalah lebih baik bagiku untuk tidak melakukan acara wicara atau wawancara apapun dengannya. Memandangnya dari jarak radius 100 meter pun sudah bisa membuatku berbunga-bunga. Sebenarnya penyakit ‘gila’ ku ini sudah terdeteksi sejak dini. Namun apa daya, virus cinta tak ada obatnya.

Sejenak kita tinggalkan Dhedy. Kita kembali ke kelas 1C di awal cawu 2. Mata pelajaran bimbingan konseling . Setelah hari itu, aku akan jadi sangat benci sekali dengan mata pelajaran yang guru pengajarnya bisa di bilang memuakkan. Hari itu si guru BK membagikan hasil tes IQ. Satu persatu murid menerima lembaran piagam tes IQ mereka. Di mulai dari murid dengan IQ tertinggi. Sesaat kemudian, PaK XXX bertanya siapa yang rangking 1 di kelas. Akhirnya Eny, sang jawara kelas berdiri menuju ke meja guru untuk menerima hasil tes. Kemudian dia bertanya lagi siapa yang rangking 2 di kelas. Dengan enggannya, aku mengangkat tangan.

“nama kamu siapa?” Tanya pak XXX dengan tegas.

“Farida Umi Zahroh, Pak?”

akhirnya dia mencari piagam tes IQ-ku. Tapi alangkah terkejutnya aku dan seluruh kelasku ketika piagam tes IQ-ku berada di tumpukan paling bawah.Glarrrr……ups ralat, nomor 2 dari bawah. Di sini tidak usah aku sebutin berapa skor IQ-ku (isinnn..buangett). badanku seketika lemas ketika dia mendekatiku dan menyerahkan piagam itu padaku. Aku pingin lenyap dan menghilang saat itu juga. Mata Seluruh makhluk dalam kelas itu tertuju padaku. Hampir-hampir aku bisa mendengar suara batin mereka yang sedang meneriakkan, “GOBLOK BANGET……ternyata IQ-nya cuma tit..tit..tit (sensor)”

Dan dengan lantangnya Pak XXX bertanya padaku, “Padahal anda rangking 2 di kelas, Kok bisa cuma segitu IQ-nya? Nilainya hanya terpaut satu angka dengan anak yang ber-IQ paling rendah di kelas ini”

(opo hubungane? Yo sak karepku tho! Urusanku, rasah gawe kisruh!) kalau ingat masih dongkol sampai sekarang.

“Soalnya dulu pas ngerjain tes lagi ngga enak badan, pak!”

“Berarti menurut anda hasil tes IQ anda ini tidak valid?”

aku hanya mengangguk dan diam sepuluh ribu bahasa. Yah, namanya juga lagi apes. Sampai sekarang aku tidak tahu dimana keberadaan piagam hasil tes IQ-ku itu. Seingatku, piagam itu ku lipat-lipat terus aku masukan ke dalam tas atau mungkin sudah kutelan bulat-bulat supaya tidak ada bukti otentik yang membenarkan ‘kejongkokan IQ-ku”. SIAL..!

1 comments